Cari Blog Ini

Rabu, 24 Agustus 2011

HAKIKAT LEBARAN

Ketika matahari akhir Ramadhan terbenam dikaki langit sebelah barat dan malam satu syawal datang merayapi bumi, berubahlah segenap perasaan kita. Duka berganti suka, sukar terasa mudah, sedih lenyap menjelma gembira dan hati yang digenangi air kebencian sirna berubah cinta kasih kepada sesama.
Kita kumandangkan kegembiraan itu dengan ucapan Takbir dan Tahmid, yang menggema bersaut-sautan dari rumah yang satu ke rumah yang lain, dari masjid yang satu ke masjid yang lain, bahkan dari kampung yang satu ke kampung yang lain, pertanda rasa syukur kita kepada Allah SWT. Selama Ramadhan, sebulan penuh kita melakukan suatu perjuangan yang berat, lebih berat dari perjuangan mengangkat senjata memerangi musuh yang nyata, lebih berat dari perjuangan yang mengorbankan sebagian kecil dari milik kita.
Itulah perjuangan memerangi hawa nafsu, menghadapi musuh yang tidak tampak di mata dzahir tetapi justru berada di diri kita. Setelah sebulan penuh berpuasa, melatih diri, membina taqwa dan mengharap Ridho Allah SWT, kita kibarkan panji dan bendera kemenangan melalui Takbiran. Namun begitu, harus jujur kita akui banyak diantara kita umat Islam yang hanya memiliki kulit luar dari perayaan Idul Fitri atau Lebaran. Banyak diantara kita yang mengukur Idul Fitri dengan baju baru, sepatu baru dll. Padahal kegembiraan yang hakiki didalam merayakan Idul Fitri itu adalah kegembiraan karena kembali kepada FITRAH.
Bersih, suci seperti bayi setelah dibersihkan dan disucikan sepanjang kita melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Hakikat Idul Fitri tidak terletak pada baju baru, tapi terutama pada JIWA YANG BARU.
Memasuki malam satu syawal kewajiban kita adalah membayar zakat fitrah. Kita memahami bahwa salah satu fungsi ibadah puasa ialah melatih kepekaan sosial yang pada gilirannya akan melahirkan kesetiakawanan sosial. Dengan ikut merasakan lapar dan dahaga kita mengerti bagaimana penderitaan orang-orang miskin. Pengalaman inilah yang akan mengetuk hati kita untuk hidup tidak hanya memikirkan diri sendiri. Kemudian kesadaran itu kita wujudkan dengan upaya membantu dan menolong orang yang membutuhkan pertolongan, diantaranya ialah dengan memberikan zakat fitrah.
Jika fajar 1 Syawal menjelang berangkatlah kita menunaikan shalat Subuh berjamaah, setelah itu berduyun-duyunlah kita ke masjid atau lapangan untuk melaksanakan Shalat ‘Idul Fitri. Apabila shalat ‘Id sudah selesai dilaksanakan kembalilah kita kerumah untuk bersilaturrahim dengan sanak keluarga. Dengan ibadah puasa kita membersihkan diri di hadapan Allah SWT. tinggal dosa kita yang Allah SWT tidak akan memberikan maaf jika kita belum minta maaf pada yang bersangkutan. Kita adalah makhluk sosial, makhluk yang bermasyarakat. Dalam pergaulan hidup sehari-hari, entah besar atau kecil, entah sengaja atau tidak kita pernah terserimpung berbuat salah. Maka pada saat Idul Fitri itulah kita saling memaafkan. Disini letak hakikat kebahagiaan Idul Fitri, yaitu kemenangan mengendalikan nafsu dengan berpuasa dan membina keharmonisan pergaulan dengan bermaaf-maafan.
Kalau itu sudah kita lakukan maka tugas kita selanjutnya adalah menjaga semangat Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari di luar bulan Ramadhan. Pelaksanaan ibadah puasa yang berhasil akan membentuk jiwa, semangat dan gaya hidup sesudah Ramadhan. Satu bulan Ramadhan mewarnai dan menjiwai sebelas bulan lainnya. Pengendalian diri harus benar-benar meresap kedalam jiwa kita. Kemampuan mengendalikan diri yang dibina selama puasa Ramadhan harus mampu kita pertahankan dalam kancah kehidupan sehar-hari. Sikap lain yang harus tetap kita hidupkan sesudah Ramadhan adalah  sabar, ulet, tahan uji, tidak mudah putus asa, lapang jiwa, luas pandangan dan selalu berprasangka baik terhadap Allah SWT. Terakhir sikap mental yang harus kita lestarikan adalah ikhlas, berbuat tanpa pamrih.
 
Oleh karena itulah marilah kita rayakan Idul Fitri dengan berhalal bihalal, bersilaturrahim dan tetap menjaga semangat Ramadhan untuk kita terapkan dalam kehidupan diluar bulan Ramadhan. Semoga arah hidup kita semakin lurus dan semangat perjuangan kita dijaga dan dipelihara Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar